Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Banjir Indonesia

Terdengar sayup-sayup membuka mata ketika diri ini tertidur lelapnya, pemberitaan mengenai Indonesia ini setiap hari. Berita online, offline, Live semuanya menceritakan Indonesia, *iyalah, orang ini di Indonesia* tapi kabarnya mengenai bencana yang menjadi trend gossip. Tapi, kupikir, Indonesia ini perlu tayangan yang membangun dan solutif. Pemaparan masalah diperlukan, namun perlu ada tindakan solutif. Langkah strategis kecil yang konkrit. Ketika bencana datang, komentar datang dari seluruh berbagai kalangan, memukul palu terhadap seluruh pemerintah yang ada. It’s not fair. Kita, yang lebih tahu daerah tersebut tentunya lebih mengerti dan tau periodisasi banjir. Banjir datang pun karena kesalahan sendiri. Drainase yang tak baik, penumpukan sampah, area resapan air yang sedikit, dan banyak lainnya. Masyarakat sudah tau masalahnya, solusi dapat diaplikasikan dengan bantuan pemerintah. Para ilmuan yang katanya ilmuan harus bergerak, sejauh ini belum pernah ku dengar mengenai langkah k
It’s has been a long time ago Kenikmatan bermunajat kepada-Nya Entah, sekarang rasa itu sedikit berbeda dengan yang dulu Aku ingin merasakan itu lagi Teringat pada-Nya ketika sujud kepala ini dilabuhkan Aku ingin bergetar hatinya ketika disebutkan namaNya 20 tahun aku di dunia Tapi apa yang kukenal mengenaiMu Ah payah Tak tahukan kita akan bertemu denganNya cepat atau lambat Who knows?

realita yang ada

ditanya pengalaman bermasyarakat, yang bisa kujawab minim. aku belum pernah ikut bina desa dan lain sebagainya. jadi remaja masjid tetap saja jarang. dua kali ikut mubaligh hijrah hanya memberikan sedikit gambaran buatku. di Dondongan, Minggir, Sleman di Jamburejo, Playen, Gunungkidul dua-duanya di Jogja, yang satu pelosok yang satu pinggir jalan utama daerah -_- yang pertama ini di Minggir, Sleman waktu kelas 1 MA. suatu kali, sekelompok berempat kami ditugaskan menjadi pembimbing guru TPA di masjid dan ternyata, kami dipecah menjadi 2 kelompok, alhasil kami membimbing di dua tempat berbeda aku mendapat di daerah Ngemplak, bersama adik kelasku. kalau digambarkan lokasi tempatnya, perlu berjalan sekitar 15 menit dari rumah singgah tak ada lampu, gelap gulita, melewati jembatan bersungai, dan berliuk jalannya. intinya kalau lewat jalan itu, dzikir enggak pernah putus deh, dan cuma bisa gandengan tangan satu sama lain. tapi... begitu bertemu anak-anaknya, semua menguaaa