HERE WE GO, DAEJEON!
Daejeon kalo
diibaratkan di Indonesia seperti Jogja, Kota Pelajarnya Indonesia, sedangkan
Daejeon Kota Pelajarnya Korea. Semakin pelosok masuk ke kota-kota kecil,
semakin sedikit pula yang bisa berbahasa inggris native. Sebagian orang Korea bila tidak bisa berbahasa Inggris akan
menolak bila ditanyai oleh foreign
bahkan selalu menjawab Oeobsoyeo .
Destinasi menuju Daejeon dapat ditempuh dengan busway. Busway berangkat
dari Express Bus Station, karena kami dari Myeong-dong bisa menempuh perjalanan
menggunakan A’REX tapi kita diharuskan pindah jalur line (pelajari baik-baik
jalur kereta, biar enggak bingung, kalau perlu pastikan untuk bertanya pada
orang Korea asli). Kira-kira perjalanan menuju Express Bus Station sekitar 20
menit.
Pembelian tiket bus ada di terminal dengan loket yang berjejer rapi.
Pada tiket akan terlihat waktu keberangkatan, tujuan dan nomer tempat duduk.
Untuk menuju Daejeon kami membeli tiket Seoul-Yuseong dan berhenti di Terminal
Mugunghwa. Bus ini sangat nyaman dinaiki, dengan kursi yang teramat nyaman dan
jumlah batas penumpang yang sedikit membuat bus terlihat sangat lega. Safety first!
di setiap kursi dilengkapi dengan seat
belt dan tambahan berupa kursi yang bisa diubah posisinya sesuka hati. Bagi pelancong, manfaatkan waktumu di bus
untuk tidur. Lumayan, 3 jam perjalanan dari Seoul ke Daejeon, dan pastikan
alarm dinyalakan untuk mengingatkanmu ketika hampir sampai ke destinasi.
Sesampainya di terminal Mugunghwa, ZONK. Kita enggak siapin alamat
menuju Kampus KAIST maupun Daejeon Islamic Center. Jangan lupa untuk mempersiapkan alamat tujuan guys! Hal ini sangat
penting untuk atur waktu dan persiapan transportasi apa yang bisa kita pakai. Selain
itu bisa bikin bingung juga karena Wifi yang tersedia pun ada passwordnya jadi
kita tidak serta merta ada Wifi gratis di jalan. Maklum, kita berlima
bangun kesiangan semua karena semalem jalan-jalan seharian sampai jam 24.00
sejak touch down di Korea. Lelah
lari-lari pindah line kereta pas menuju Express Bus Station, alhasil sampai di
dalam bus super nyaman mata udah enggak kuat buat enggak menutup hahahha.
Menuju KAIST kita pilih pakai taksi, karena ini Universitas terkenal
jadi supir taksi tau semua. Kira-kira kita merogoh kocek KRW 5.000 untuk 4
penumpang.
Namun, sangat disayangkan, kita lagi unlucky banget. Kami, anak cupu, salah memutuskan destinasi.
Niatnya pingin tidak ketinggalan fieldtrip
salahsatu rangkaian acara CISAK, fasilitas dari panitia acara, tapi kita lupa
kalo bawa barang bawaan segede gaban XD. Dan
inilah pentingnya plan B, kami tidak mempersiapkan plan B “‘bila
kita sudah tertinggal rombongan fieldtrip”.
Di bayangan kami, pasti ada panitia yang stand
by jadi mikirnya, aman lah ya semua. Tapi yang terjadi diluar dugaan. Jujur
kami bingung, pasrah dan laper adek bang. Belum makan semuanya sejak malam dari
Myeong-Dong. Dua teman kami berusaha mencari informasi sehingga akhirnya kita
ketemu dengan 3 kelompok yang juga ketinggalan fieldtrip. Namun, takdir berkata ”kita harus mencari Daejeon Islamic Center”, lalu pergilah kami jalan kaki menyusuri KAIST yang sebegitu
besarnya menuju ke sana.
Dongkolnya kami, “kenapa
enggak dari tadi kesana aja ya?” HAHHAA. Pentingnya
berkenalan dengan teman sesama Indonesia membuahkan hasil, kami diberi satu
buah harta karun. Harta karun itu adalah PETA KOTA DAEJEON! Wuhu, senengnya
pake banget. Untungnya juga Daejeon Islamic Center udah masuk dalam peta. Jadi
kita bisa nyusurin jalan dari KAIST menuju Daejeon Islamic Center, karena
terlihat di peta perjalanan lurus terus kira-kira 3 km. Hey yaa, kita
backpacker ecek-ecek, masih punya kaki, jadi kita pilih jalan kaki “padahal gapingin keluarin duit hahaa”.
Nikmati proses guys, kita
bisa foto-foto kalo capek, atau kita bisa mengeluh bentar tapi jangan lupa buat
JALAN KAKI lagi heheh.
Yap, Daejeon Islamic Center ada di daerah Yuseong-gu. Disana banyak
foreign yang beragama Islam menetap di apartemen disekitar Islamic Center ini.
Tempat ini jadi semacam wadah orang-orang muslim baik di Korea atau pengunjung
di Korea bisa digunakan untuk majelis ilmu, mushola, penginapan dan banyak
fungsinya. Ini nih bentukannya.
Beruntungnya kami, pintu ber-password Daejeon Islamic Center yang lazim ada di Korea pas tidak terkunci.
Kemungkinan yang terakhir nutup pintu belum pas. Jadi kita bisa masuk dan cek
dan ricek. Wohooo, beruntung lagi gaan, ada salahsatu teman kita yang bertemu
dengan teman SMA nya dan sama-sama menginap gratis di Daejeon Islamic Center.
Kita memutuskan untuk masuk dulu, sekedar menghirup udara adem dari AC dan
istirahat. Sampai akhirnya kami sudah dipersilahkan oleh pengurus untuk resmi
masuk dan memang diperbolehkan untuk menginap sih tepatnya --“
Kira kira begini nih bagian dalam Daejeon Islamic Center
Nyaman bukan?
Note: Hubungi pengurus dari Daejeon Islamic Center
sebelum memutuskan untuk menginap gratis disini.
Komentar
Posting Komentar