A Pieces of Life in Yenbeser
dari kiri atas: bangboo, dayat, burhan, rushan, rofiq, santana, yudha, galuh, ajeng, putri, rahma, nurin, dian, ayu dari kiri bawah: satrio, rizky, hardien, igan, havid, wendi, iwan, endah, indir, amanda, dini, amel Memang benar, meski kami baru saling mengenal, namun pada akhirnya dapat saling beradaptasi, menghargai dan mempermasalahkan sifat karakter satu sama lain. Bagaimana tidak? Dua bulan ketemunya sama orang ini-ini aja. Di pulau, terisolir ketika musim angin tidak bersahabat. Bangun tidur, beraktivitas, hingga tidur lagi muka-muka ber-26 ini aja yang saling bertemu. Soalnya gimana kita bisa struggle tanpa kesolidan satu sama lain di negeri teramat jauh dari Jogja ini. Apalagi aku perempuan, pasti ayah dan ibuku sangat berat memberikan jawaban postitif ketika aku menginginkan KKN di negeri teramat jauh ini. Betapa besar hati ayahku melepas anak perempuannya karena tahu kalau anaknya ini sangat menginginkan menginjak tanah selain Jawa. *iyapo?**wakaka* Pasan