Raja Ampat, Papua Barat

Menjadi sesuatu yang sangat tidak terimpikan bisa menginjakkan kaki kecil ini ke tanah Papua. Teringat jelas dalam benakku saat masih kecil, kelak ketika mulai menua aku akan bisa ke Papua seperti ayahku. Tapi, siapa sangka di umur 21 tahun saya bisa memenuhi impian kecil ini. Tentunya, ke Papua tidak dalam rangka liburan dong, saya bersama 25 teman melaksanakan KKN-PPM UGM 2014. Kebetulan kami mendapat tempat bernama Kampung Yenbeser, Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia. Awesome! Sedikit bayangan tampak daerahnya tidak ada di kepala ini.

Terdapat banyak alternatif dapat dilakukan untuk sampai ke Pulau Papua, yaitu menggunakan pesawat terbang dan kapal. Bila menggunakan pesawat terbang dapat memakan waktu sekitar 5 jam perjalanan, sebaliknya  dengan kapal dapat memakan waktu sekitar 5 hari perjalanan di laut. Kebetulan saya ketika berangkat menggunakan pesawat terbang dengan tiket promo Rp. 1.800.000,00 rute Surabaya-Makassar-Sorong masing-masing memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Dari Yogyakarta-Surabaya menggunakan bus cepat harga Rp. 85.000,00 sampai di Terminal Bungurasih Surabaya, lalu menuju Bandara Juanda dengan bus Damri Rp. 20.000,00 sampai di depan Bandara. Setelah check-in membayar Airport Tax Rp. 75.000,00 di Bandara Juanda. Pesawat terbang pukul 19.35 WIB sampai ke Bandara Hasanuddin Makassar pukul 21.05 WITA dan transit dilanjutkan perjalanan ke Sorong pukul 01.00 WITA, ketika mencapai Papua, bertepatan saat matahari terbit dari ufuk timur. Begitu indahnya melihat kepala Papua dengan latarbelakang sunrise yang menyejukkan pandangan. Pukul 06.00 WIT kita pesawat landing sampai di Bandara Domine Edward Osok.
 Bus cepat Jogja-Surabaya
Bandara Sultan hasanuddin Makassar
Bandara ini masih terbilang sangat sederhana dan cukup kecil. Arrival room tidak cukup menampung lebih dari 100 orang, tempat pengambilan bagasi hanya 1 rolling board yang akan tercampur antar penerbangan satu dengan yang lain bila dalam waktu berdekatan landing-nya. Bagi yang membawa barang cukup banyak, harus siaga karena porter di bandara ini sangat agresif tanpa pandang bulu mengambil koper siapapun untuk langsung dibawanya agar dibayar jasanya.
Bandara Domine Edward Osok, Sorong, Papua Barat

Landasan Pacu Bandara Domine Edward Osok Sorong

Dari Bandara Domine Edward Osok ada beberapa kendharaan umum alternatif ke Kota Sorong yaitu dengan bus Damri Rp. 15.000,00 atau dengan angkutan umum Rp. 4.000,00. Begitu tiba teman-teman kloter kedua, kami ber-19 menuju ke Pelabuhan Rakyat Sorong mengejar kapal cepat Marina Express atau Bahari Express menuju Kota Distrik Waisai, Raja Ampat. Ada dua jadwal kebernagkatan, pukul 11.00 WIT dan 14.00 WIT, dengan harga tiket ekonomi Rp. 130.000,00. Sembari menunggu waktu yang teramat lama, saya dengan Amanda berjalan-jalan di sekitar Pelabuhan Rakyat. Di pesisir terdapat rumah kayu warga dengan kondisi sangat memprihatinkan. Di sekitar pantai ini berlumpur namun penuh dengan sampah, sampah organic dan sampah anorganik bercampur jadi satu. Dan juga kami menemukan adanya (maaf) babi berkeliaran dimana-mana. Tapi itu semua dibalas dengan cuaca Papua yang sangat cerah  dan indah.
Pelabuhan Rakyat, Sorong

Suasana Pelabuhan Rakyat

Teriknya Kota Sorong
Kondisi Pesisir Pantai Pelabuhan Rakyat Sorong

Perjalanan kapal cepat Sorong-Waisai memakan waktu 2 jam perjalanan. Tiket ekonomi berada di bagian dek bawah kapal dengan fasilitas kursi nyaman, hiburan pemutaran film dan AC yang dingin, tepat sudah membuat kami ber-16  tertidur lelap karena mengangkat barang individu dan kelompok yang cukup banyak.
Kapal Cepat Bahari Express Sorong-Waisai
Pelabuhan Waisai Raja Ampat

Pukul 16.30 WIT sampai sudah kami di Kota Distrik Waisai, Raja Ampat. Kami disambut oleh Pemda Raja Ampat yang telah memberi tumpangan menggunakan Bus TransWaisai dari Pelabuhan Waisai menuju tempat transit kami dua hari kedepan sebelum Pembukaan KKN oleh Bupati Raja Ampat, Bapak Marinda. Selain kami ber-16 anak terdapat kelompok KKN Friwen yang juga datang bersamaan dengan kami. Tiga teman lain kami menginap di Sorong untuk menjemput teman kami 7 anak lainnya yang berangkat dengan Kapal dari Surabaya sampai di Pelabuhan Sorong sehari setelah kedatangan kami. 
We are here! Waisai Raja Ampat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HERE WE GO, KOREA!

HERE WE GO, DAEJEON!