Kembali ke Realita dan Rutinitas
Liburan antah berantah selama 2
bulan di tempat orang-orang tidak mengenalmu dengan baik, menjadi nilai plus
sendiri. Bisa dibilang mimpi yang nyata, orang baru datang dan pergi begitu
cepatnya. Orang baik datang tanpa diminta, membantu dalam pemecahan masalah di
perjalanan. Untungnya tidak bertemu orang kurang baik. Nek bejo koyo ngono.
Dibandingkan teman-teman kelompok
lain, cuma Yenbeser yang belum jelas balik ke Jogja kapan. Ketika ada
koordinasi kormanit, semua sudah menentukan tanggal kepulangan dengan pesawat
terbang. Mendekati akhir tanggal Agustus, orang tua banyak yang menanyakan,
Kapan pulang? Tanggal pastinya? Naik apa? Perlu dikirim uang lagi tidak?
Hanya tersenyum. Jangan khawatir,
kami akan pulang dengan planning kepulangan
yang masih dibicarakan satu unit. Kami menambah ekstra seminggu dalam
mengerjakan program kami, sehingga waktu kepulangan pun di tunda dari tanggal
awal penentuan. Cukup banyak alasan yang menjadikan kami resmi sampai pulang ke
Jogja baru tanggal 8 September 2014.
Kami ber 24 orang resmi pergi
dari Yenbeser tanggal 2 September 2014 setelah semalam perpisahan dengan warga
dengan joged bersama. Begitu sampai di Waisai, segera bertemu dengan wakil
Bupati untuk pamit dan mengejar kapal Marina Express Waisai-Sorong pukul 14.00
WIT. Dua jam berselang, kami sudah sampai di Sorong menginap di rumah Daddy
Alliston selama 3 hari hingga tanggal 4 September 2014.
Waisai
Sorong
Nafsu belanja tiba-tiba datang,
ditemani Rosi kita belanja kesana kemari. Jalan kaki-Naik angkot-Jalan kaki
lagi, ga ada capeknya. Ternyata toko batik Papua yang terkenal hanya Toko Batik
Aneka 1 dan 2. Untuk toko aksesoris souvenir oleh-oleh bisa dibeli di Jalan
Puncak Arfak, Sorong. Untuk mall yang kece bisa kunjungi Mall SAGA, salahsatu
jenis mall terkenal di Sorong. Yang belum kesampaian sampai sekarang makan Roll
Abon Gulung khas Manokwari cabang Sorong :’((
Rekomendasi Toko Batik Papua
Rekomendasi Toko Aksesori di Jl.Bukit Arfak, Sorong
Pertamakalinya kami akhirnya
pulang ke Jogja dengan menggunakan Hercules, tentunya akan banyak saving money bila kita menumpang pesawat
gagah ini. Namun rute Hercules yang dimaksud itu dari Biak bukan dari Sorong.
Tumpangan Hercules ini kami dapatkan dari hasil peluh beberapa teman KKN yang
sangat mengusahakan bantuan Hercules untuk meminimalisir pengeluaran KKN kami.
Dari datang langsung ke TNI AU di Cilangkap, Jakarta hingga melobi bapak TNI
untuk menjadikan tumpangan untuk kami ketika kepulangan KKN September 2014.
Alhasil kami membeli tiket kapal dari Sorong-Biak tanggal 4 September 2014 dan
sangat kebetulan ada tiket ke Biak dekat tanggal keberangkatan Hercules dari
Papua ke Jawa. Alhamdulillah. Pertama kalinya naik Kapal dan Hercules tercapai pula di usia muda ini sendiri.
Kapal Gunung Dempo
ini kapal besar perjalanan Jawa-Papua yang cukup nyaman untuk dipilih. Ada
beberapa tingkatan kelas, kebetulan kami mengambil tiket ekonomi di dek paling
bawah kapal jadi campur aduk dengan oranglain. Banyak sebenarnya yang bisa
dipetik dari perjalanan kapal ini. Kita bisa saja dapat keluarga baru, bila
kita mampu adaptasi dan interaksi dengan penumpang kapal lain. Terkadang bila bertemu
orangtua, kita bisa tahu sejarah mereka selama tinggal di negeri Timur ini atau
sebaliknya bila posisinya dia awalnya orang Jawa kemudian transmigrasi ke
Papua. Tapi tak luput pula ada yang kena palak penumpang lain karena main ke
dek atas tanpa banyak bawa teman -.-
Suasana Pelabuhan di Biak
Setiap
penumpang punya tiket buat ambil makan 3 kali sehari dari ABK di dek Dapur
Kapal. Kalau tiket hilang, kasian deh harus beli makan 2 kali lipat harga dari
harga normal. Selain itu makannya tentu sangat sederhana, harus makan apa
adanya di atas perairan. Pastinya semua makanannya berbau ikan laut. Dan dapat
ikannya tidak utuh, bisa kamu dapat ekor/ badan/ kepala aja. Untuk keamanan
tentunya menjadi kewajiban masing-masing individu. Kalo perlu barang berharga
kemana-mana dibawa, jangan ditinggal di atas tempat tidur. Sebagus apapun
kapal, tidak menjamin keselamatan bahan berharga anda. Termasuk sepatu atau
sandal bermerek milik anda yang ditinggal dibawah ketika tidur.
Harga tiket
Kapal Gunung Dempo Sorong-Biak sebesar Rp. 475.000,00 dengan perjalanan selama
24 jam. Sesampainya di Biak kita sudah dijemput oleh TNI AU Manuhua Biak.
Awesome, bahkan kita cuma anak KKN cari gratis tumpangan pulang sampai dijemput
:”). Kita selama 4 hari tinggal di Lanud Manuhua Biak, yang laki-laki di penginapan
transit penumpang Hercules dan yang perempuan di penginapan pilot dan co-pilot
pesawat. Siapa sangka kita diberi tumpangan tidur bed individu dengan fasilitas
AC. Alhamdulillah setelah 1 bulan tidur hanya beralas senat kayu sekarang bisa
tidur nyenyak di bed sendiri menghilangkan peluh dan capek selama KKN. Makan
diberi gratis 3 kali sehari oleh pihak Lanud Manuhua Biak dibawah koordinasi
Pak Gustav. Kalau bosan, kita bisa bermain billyard, kalau kangen rumah kita
bisa bermunajat kepada Allah di Musholla, kalau ingin jalan-jalan tinggal cari
angkot pokoknya gampang deh apapunnya.
Main Billyard gratis wakakaka
Lanud Manuhua Biak
Tiga hari
melanglang buana di Biak. Ternyata oh ternyata harga makanan, oleh-oleh semua
khas Papua atau tidak di Biak ini setara dengan harga pasaran di Jawa. *tau
gitu beli oleh-oleh di Biak L*
Ada satu toko souvenir khas Papua yang bahkan lebih lengkap di bandingkan di
Sorong. Nama tokonya toko Iriani. Disini menjual segala hal berbau Papua dari
baju hingga akesesoris. Ada satu toko terbesar di Biak namanya lupa L
mirip SAGA tapi namanya bukan SAGA. Itu jadi sentral patokan kita kalau
jalan-jalan, soalnya jalan itu paling dekat menuju jalan utama ke Lanud Manuhua
Biak. Ada toko kue andalan di Biak namanya Toko Kue Aru yang juga sampai
sekarang enggak kesampaian L.
Karena kami ber 24 anak dikejar bikin laporan individu KKN yang dikumpul
seminggu setelah kepulangan kami. Jadi, ide jalan-jalan menguap begitu saja.
Iriani Art Shop di Biak
Sampai tiba
tanggal 6 September 2014, semua sudah kegirangan Hercules landing ke Lanud Manuhua Biak, artinya kita akan pulang esok hari.
Tapi ternyata setelah berdialog dengan pilot dan juga beberapa pihak Lanud,
Hercules baru pulang ke Jawa tanggal 8 September 2014 pagi dini hari. Karena
ternyata masih perlu membawa penumpang ke Jayapura, Wamena, selain itu beberapa
harus ganti onderdil pesawat di Jayapura sebelum pulang ke Jawa. Selama beberapa
hari kita menunggu kepastian keberangkatan Hercules sembari mencicil laporan
KKN. Mau tak mau, kita sudah sampai Biak, dan sangat bergantung dengan Hercules kita pasrah kapanpun
keberangkatan harus siap siaga.
Tanggal 7
September 2014 sore hari, ternyata Hercules sudah kembali ke Lanud Manuhua.
Pilot dan co-pilot satu atap penginapan dengan kami sehingga kami banyak cerita
dan sharing dengan bapak-bapak yang super keren ini. Banyak cerita yang mereka
sampaikan, oooh begini ya dunia penerbangan. Paginya, jam 04.30 WIT kita sudah
siaga persiapan barang. Sistem bagasi dengan pemberian nama di koper
masing-masing lalu perwakilan kelompok diminta ikut ketika memasukkan barang ke
dalam pesawat. Setelah itu kami satu per satu dipanggil masuk berdasarkan data
penumpang Hercules. Bedanya kalo pesawat komersil kita bisa berleha-leha songong kalau naik Hercules kita kayak di
training sama TNI hahaha. Sosweet-nya kakak TNI yang selalu bawain makanan 3
kali sehari ke penginapan kami ternyata memanggil kami sebelum naik ke
Hercules. Dia membawakan kami makan pagi :”) terharu, bahkan di hari kita
berangkat masih diberi bekal makanan.
Rute Hercules
yang kita tumpangi dari Biak-Morotai-Manado-Gorontalo-Makassar-Malang-Yogyakarta-Jakarta,
lelah kaki ini bang kadang berdiri tidak dapat tempat duduk atau dapat tempat
duduk tapi super enggak nyaman. Kece badai beberapa temen-temen dan bapak TNI
yang berdiri dari Biak hingga Jogja :”). Hercules ini ternyata menjadi
alternative kendharaan ke Jawa oleh orang-orang Timur sana. Banyak pula ibu
yang bawa balita dan bayi masuk dalam Hercules, tentunya pasti dapat tempat
duduk haha.
Extremely
awesome!
Sampai di
Pangkalan TNI AU Jogja. Alhamdulillah saya sampai juga di realita! Perjalanan
ini bak mimpi ketika kecil. Jogja dan seisinya: keluarga, teman, almamater,
kenangan, kamu dan semuanya “Welcome Back” !! Aku akan segera menyelesaikan
urusanku untuk menjadi seseorang di masa depan. Alhamdulillah.
Komentar
Posting Komentar