Piaynemo
Sudah lama berlalu sejak Januari kemarin cerita tentang
Yenbeser
Tiba-tiba ada keinginan untuk
berbagi rasa lewat tulisan tentang Perjalanan Kami ber-26 ke Piaynemo.
Sebelumnya aku mau bilang thanks buat liputan My Trip My Adventure karena udah
bikin aku jadi ingat Raja Ampat, udah hampir setahun sejak KKN Juli 2014, waktu
berlalu sangat cepat, sehingga memunculkan keinginan cerita lagi. Serius, susah
move on dari Raja Ampat, meski kamu
berusaha menafikkannya. It’s true
reality.
Karena liputannya tentang wisata,
jadi aku mau cerita tentang Piaynemo. Jadi, ini semacam hadiah yang tidak
terpikirkan untuk dilakukan ketika KKN.
Tapi ternyata warga sangat ingin membawa kami melihat keindahan wisata
Raja Ampat, akhirnya terputuskanlah tanggal 28 Agustus 2014 kita “jalan-jalan
berhadiah berbayar” ke Piaynemo dan Pasir Timbul dekat Pulau Roti. Masih
keingat, kita bikin bekal makan buat 33 orang, bawa air minum banyaknya, bawa
teh hangat tapi tumpah pas di kapal L.
Kita sempat terlalu siang berangkatnya karena makanan belum mateng maksimal,
kalo enggak bawa makanan, kita bisa kelaparan di tengah jalan. Udah disiapkan 3
kapal sama warga Yenbeser, 1 fiber boat
dan 2 longboat dengan 1 pelampung. Fiber boat berisi 15 orang, 1 small long boat isi 8 orang dan 1 big long boat berisi 10 orang. Dibilang nekat, iya
juga. Ini bukan safety trip. Dan sangat tidak direkomendasikan buat ditiru.
Fiber Boat 1 pelampung
Small Long Boat
Big Long Boat
Berangkatlah kita dengan semangat
masih membara pukul 09.00 WIT. Druuuung… dash.. splash..
druuungg…dash..splash…. Suara tempaan ombak dengan fiber boat dan juga percikan
air laut yang asin menempa wajah kami. Excited
banget yang naik fiberboat, cepat, tangkas dan keren.
Sampai akhirnya kita di another place called Pasir Timbul dekat
Pulau Roti, karena saat itu kita menunggu lama 2 long boat yang hanya kapasitas
mesin 40 pk, sedangkan fiber boat kapasitas mesin 80 pk. Boat bersandar di tepi
cagak yang sudah disediakan, dan kata Papa Arnolis, “sebentar akan surut dan
muncul pasir jadi kita bisa tidur-tidur di tengah laut”. Benar! Enggak sampai 5
menit, lama kelamaan permukaan pasir muncul, atau lebih tepatnya air mulai
surut dan awesome kita berada di tengah pasir antara perairan Raja Ampat.
Dipadukan dengan teriknya matahari, membuat semakin terlihat bagus pasir-pasir
berkilauan, the best spot and time buat foto. Ternyata, di dalam pasir
didominasi kerang-kerang yang indah dan unik. Selain itu, sanddollar juga ditemukan sangaat banyak dibalik pasirnya. Beberapa
saat kemudian, 2 long boat datang dan kita melanjutkan perjalanan ke Piaynemo.
Aku agak lupa estimasi waktunya tapi lebih dari 1 jam kita diatas fiber boat.
Pasir timbul-timbulan
Ini keren. Mengarungi lautan.
Mencari harta karun pemandangan paling indah sepanjang masa milik Indonesia.
Beberapa saat kemudian kita
sampai ke Piaynemo. YEAAAAY. Semuanya tercengang dengan pulau-pulau karst yang
keren dan sangat cantik. Warna air laut pun bergradasi, dari kekuningan,
menghijau dan membiru laut juga membiru langit. Bagus
bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet. Di Piaynemo, ada homestay
Piaynemo Resort, spesifikasi homestay bisa dilihat digambar bawah ini.
Tanpa
disadari ternyata kita bertemu dengan 2 orang Jogja disini, yang pertama orang
Jogja yang bekerja di Bank Papua lagi bikin video company profile Bank Papua. Yang kedua, kita bertemu keluarga dari
Pakualaman Jogja! Astaga! hahahah ga nyangka, pantes setelah berleha-leha makan
di Pantai Piaynemo ada kapal pesiar Papua Indah yang keren dan gagah banget.
Ternyata, keluarga Pakulaman sedang wisata ke Raja Ampat.
Di Jogja enggak pernah ketemu trah Pakualam, di Raja Ampat bisa ketemu (keprok-keprok)
Kapan bisa naik dan sewa kapal kecil ini, bisa sampai Wayag juga kalo naik ini mah!
Pesisir Pantai di Piaynemo
Setelah puas foto di homestay dan
makan di pesisir Pantai Piaynemo, kita lanjut daki ke atas bukit buat lihat
pemandangan dari atas. Piaynemo barusan diperbaiki infrastukturnya karena
menjadi salah satu destinasi Presiden SBY dan Bu Ani ketika Sail Raja Ampat
2014. Jadi perjalanan daki dari bawah ke atas sudah difasilitasi dengan tangga
kayu yang cukup bagus. Kira-kira 10-20 menitlah kita naik tangga, capek iya,
berkeluh kesah iya karena panasnya yang sangat terik. Tapi jadi tetep semangat
karena teriakan teman-teman yang sudah sampai puncak atas sana.
Sesampainya diatas, dijamin
segala capek menaiki tangga terbayar sudah! Capek hilang sekejap! Harta karun
ditemukan! Amazing Awesome Brightly Totally Extremelly Beautiful can’t imagine
aku bisa menjejakkan kaki di Piaynemo, foto pemandangannya yang biasa terlihat
di cover majalah kini aku bisa melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.
Subhanallah. Aku enggak berhenti memuji Allah kala melihatnya.
Komentar
Posting Komentar