ke:ru:dung
Kerudung/ke·ru·dung/ n 1 tudung (lampu
dsb); 2 kain penutup kepala perempuan; cadar à kbbi.web.id).
Dan hadis Nabi saw berikut:
“Diriwayatkan
dari Aisyah ra. bahwa Asmak binti Abu Bakar mendatangi Rasulullah dengan
memakai baju yang tipis sehingga Rasulullah saw. berpaling darinya dan
bersabda: "Hai Asmak, sesungguhnya perempuan itu jika telah mencapai usia
haid maka tidak boleh tampak darinya kecuali ini dan ini". Beliau menunjuk
wajah dan kedua telapak tangannya.” [HR. Abu Dawud dan beliau berkata: Ini
adalah hadis mursal Khalid bin Duraik, dia tidak pernah bertemu dengan Aisyah
ra.]
Makna penggunaan kerudung bagi
wanita sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur 31 sebagai tanda seorang muslimah baligh untuk
menutupi auratnya. (Dikutip dari Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah).
Banyak cerita dari seluruh wanita di dunia mengenai
komitmennya untuk menggunakan kerudung. Tentu, berbeda beda dari satu muslimah dengan
lainnya. Ada yang berakhir dengan berkerudung baik, ada yang masih
setengah-setengah dan ada pula masih memberatkan diri untuk menggunakannya. Kerudung
menjadi tanda bagi muslimah bahwa ia penganut agama Islam, tanpa perlu
menanyakan secara personal mengenai keyakinannya, sudah terlihat dari luar.
Namun, makna penggunaan kerudung ini lah yang terkadang masih dipertanyakan
bagi orang awam. Wanita adalah perhiasan, kecantikannya terlihat dengan
terlihatnya rambut dan tubuhnya. Bila menggunakan kerudung, semuanya tertutup,
istilahnya tidak menarik karena tertutup semuanya. Karena memang fungsi dari kerudung
sebagai pelindung, melindungi wanita dan menjaga mata laki-laki. Sebenernya
Allah sayang sama laki-laki dan perempuan untuk menghindari dosa-dosa hawa
nafsu, ya sesimpel itu. Wanita
menggunakan kerudung, minimal, hingga penggunaan hijab berupa pakaian yang
islami, menutup aurat dan tidak ada lekuk tubuh yang tampak serta hanya diperbolehkan
terlihat muka & telapak tangan.
Pertanyaan mengapa menggunakan
kerudung itu wajib bagi muslimah sesungguhnya tidak perlu ditanyakan. Itu
adalah perintah Tuhan, dan kita tidak perlu mempertanyakannya bila kita
muslim yang beriman. Banyak rahasia-rahasia Allah yang tidak perlu
dipertanyakan apa asal muasalnya, namun kita hanya perlu mengimaninya saja. Hampir
sama, ketika ditanyakan, mengapa umat Islam berpuasa wajib di Bulan Ramadhan? mengapa kita harus percaya peristiwa Isra Mi’raj
yang secara logika manusia itu tidak bisa diterima oleh akal?
Seperti pada
hadist diatas, hukum wajib dijatuhkan bagi muslimah yang sudah baligh. Kewajiban
menutup aurat ini sama dengan kewajiban-kewajiban lainnya dalam ajaran Islam
seperti shalat, puasa dan haji. Hukum wajib itu artinya harus atau mesti
dilaksanakan dan tidak boleh ditinggalkan, dan bagi yang melaksanakannya akan
diberi pujian dan pahala oleh Allah, sementara orang yang meninggalkannya akan
mendapat celaan dan dosa. Namun perlu dijelaskan pula bahwa dalam ajaran Islam,
hal-hal yang diwajibkan itu meskipun samasama berdosa jika ditinggalkan, tapi
dosa-dosa itu juga berperingkat-peringkat. Contohnya, Muslimah yang tidak mau
berjilbab karena malas atau enggan dosanya tidak sama dengan dosa Muslimah yang
tidak mau shalat lima waktu karena malas atau enggan misalnya. Ini karena
shalat itu rukun Islam sementara berjilbab itu bukan. Contoh lain, Muslimah
yang menampakkan sebagian kecil auratnya tentu dosanya berbeda dengan Muslimah
yang menampakkan sebagian besar auratnya. Ini karena menampakkan sebagian besar
aurat lebih berat dibanding menampakkan sebagian kecilnya. Demikian seterusnya.
(Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah)
Menggunakan kerudung menjadi
bukan sesuatu yang asing bagiku. Aku sudah berkerudung sejak TK. Ibuku membiasakanku
untuk menggunakan kerudung sejak kecil. Hingga selama hidupku, aku merasa,
menggunakan kerudung menjadi sesuatu yang biasa dan aku yakin kebiasaan berdampak
posiitif terhadapku. Tidak pernah sedikitpun dalam pikiran mencoba untuk pergi
jauh tanpa menggunakan kerudung. Meski, sampai sekarang di lingkungan rumah (baca:
menerima tamu, nyapu depan rumah) belum menggunakan kerudung. Bahkan ketika di
asrama, serasa selalu ada sirene keras atau bisa juga insting, setiap ada
lelaki datang atau masuk asrama, seketika langsung kabur. Kabur dalam artian
mencari perlindungan buat menutupi rambut, baik cari kain terdekat, masuk kamar
terdekat, numpang di mukena teman terdekat atau bersembunyi dimanapun yang tidak
terlihat. Kalo dibayangin, freak abis, kaya orang gila tiba-tiba, histeris.
Hampir sama seperti pas KKN, setiap ada langkah kaki berat, langsung cari tempat
sembunyi atau kain apapun yang bisa menutupi rambut. Dan terkadang, kalau insting
lagi enggak jalan, teriakan aaaaa, jadi tanggapan awal. Freaky. Kemungkinan
besar itu menjadi sesuatu yang alami yang terjadi padaku. Namun, terkadang ada
beberapa pengecualian. Misal, ada pakdhe, paklik, bapak kos temen deket yang
tiba-tiba datang ke lantai, atau papa kampung KKN aku merasa kalau udah liat terlanjur,
yauislah ya -,-. Geblek. Yah, meski udah terbiasa, tapi masih ada cacatnya.
Semoga bisa segera memperbaiki lah.
Bagi sebagian orang, ceritaku
terlihat monoton memang. Aku bahkan tidak pernah mencicipi keluar ruangan dalam
jangka waktu lama tanpa menggunakan kerudung. Aku tidak merasa begitu, karena
aku merasa asyik dengan menggunakan kerudung. Dan kalau sudah suka dan asyik
menjalaninya, kenapa aku perlu ragu untuk mempertahankannya atau bahkan mencoba
untuk membukanya sesekali? It’s no big deal.
Komentar
Posting Komentar