When Your Wallet is Gone in A While
Musibah seperti kecopetan atau kehilangan dompet atau paspor menjadi momok yang sangat ditakutkan oleh para pelancong dari negara manapun. Bayangkan, hidup kita hanya bergantung pada paspor, visa dan kartu identitas ketika berada di luar Indonesia. Kalau hilang, enggak ada kenalan, ya berabe, mau bicara sejujur apapun kalau enggak ada bukti fisik identitas tidak akan dipercaya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memfotokopi paspor, visa dan kartu identitas lalu diselipkan di tas yang berbeda.
Sayangnya, hal ini terjadi pada
saya. Semua bisa terjadi, pada kasus saya, ini salahsatu bentuk keteledoran.
Saran saya, apabila berada di luar negeri, tanggungjawab
barang berharga menjadi miliki si pemilik barang, mau kemanapun apapun
harus menempel dengan badan, jangan sekali-kali melepaskannya. Saya kehilangan
dompet dan 2 paspor didalamnya, serta fotokopian identitas berada didalamnya,
karena, terjatuh di Homeplus (semacam hypermarket) Daejeon, Korea. Bisa
terjatuh karena tas teman saya overload dan
tidak sadar menjatuhkan secara tidak sengaja di Homeplus tersebut. Ini salah
dari kedua belah pihak. Saya tidak menjaga barang berharga saya sendiri dan
teman saya tidak menjaga barang saya dengan baik. Hal ini menjadi pembelajaran
kami berdua dan 3 teman lain.
Panik? Jelas! Kami hanya
mahasiswa nekat yang gak punya modal sendiri untuk terbang sampai sini. Namun,
apa guna memikirkan hal paling tidak mengenakkan dari kehilangan karena salah
kita sendiri bila tidak didukung dengan aksi
yang perlu kita lakukan? Langkah pertama, kita susuri lagi jalanan dari Daejeon Islamic Station hingga Homeplus
meski jam sudah menunjukkan jam 24.00 waktu setempat. Malam itu juga kami
menghubungi Call Center KBRI Indonesia
di Korea (http://kbriseoul.kr/), namun, karena (mungkin) saat itu weekend, kami tidak bisa terhubung dengan KBRI. Malamnya
berusahalah tenang, karena Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan
hamba-hambanya. Malam itu, kami berlima tidak ada yang bisa tidur nyenyak.
Semuanya waspada. Ini dikarenakan tiket pesawat kembali ke Indonesia lusa,
sedangkan esok sehari penuh kami konferensi.
Paginya, kami menghubungi Call
Center Kepolisian Korea “Lost&Found” (https://www.lost112.go.kr/)
Di Korea sangat jarang yang bisa
berbahasa Inggris dengan baik, termasuk penerima telefon ini. Namun, sungguh
usaha yang baik, penerima telefon memanggilkan 3 orang temannya untuk membantu
berkomunikasi dengan kami. Sekitar 15 menit telefon muter-muter dengan kata “my
friend lost her wallet last night in Homeplus Daejeon”, butuh waktu yang sangat
lama memutar balikkan kata dari kosa kata Inggris-Korea. Sampai akhirnya kami
disarankan menuju Dunsan Police Station untuk
membuat Surat Keterangan Kehilangan.
Kami membagi tugas, grup 1. Ke Homeplus untuk tanya ke Customer Service Mall “Found & Lost”
dan grup 2. Ke Kantor Polisi untuk membuat surat keterangan kehilangan barang,
sebagai surat pengantar ke KBRI Indonesia. Sisanya mengikuti konferensi.
Dunsan Police Station cukup dekat dari Islamic Center Daejeon, namun
bila menggunakan busway.
Dunsan Police Station
Lalu tiba-tiba,
entah, bantuan kapanpun dan dimanapun selalu datang. Kami dipanggil oleh 2
orang peserta konferensi di tengah jalan. Salahsatunya mahasiswa S2 Indonesia yang
kuliah di Korea membantu kami mencarikan kode busway yang harus kita naiki
menuju Dunsan Police Station. Fiuh, thankyou Kak Joanna, dia tinggal di Busan,
Korea sekolah di Pukyong University.
Busway
Sesampainya Dunsan Police Station, kita
bertemu oennie Customer Service, dan
berkat bantuan Kak Elok, contact person CISAK, kita bisa ngobrol dua arah sama oennie ini. Oennie ini juga tidak bisa
berbahasa Inggris lancar, dan di Kepolisian, interpreter hanya ada di hari
kerja (Senin-Jum’at). Alhasil, kami diberi kelancaran membuat Surat Keterangan Kehilangan
dan gratis tis tis tis.
Tak cukup
itu saja, mengesahkan surat keterangan kehilangan ini pindah tempat di
Yuseong-gu Police Station, karena saya kehilangan dompet di daerah Yuseong-gu
maka yang mengesahkan Kantor Polisi setempat. Bahagianya lagi, Oppa dan Ahjussi di Kantor Polisi Yuseong-gu ini sangat sangat kooperatif
dan sangat membantu kami. Mereka berusaha mengalihkan kepanikan kami dengan
banyak guyon dan tanya-tanya tentang Indonesia dan tentunya jilbab kami. Sampai
akhirnya, surat kami sudah resmi tercetak dan kami diantar Oppa polisi sampai ke depan busway stop. BIG THANKS OENNIE DUNSAN
POLICE STATION, OPPA & AHJUSSI YUSEONG-GU POLICE STATION!!!!
Sekali lagi, dengan aksi yang
kami lakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada, kami selalu percaya bahwa
dompet dan paspor pasti kembali.
Korea adalah negara yang aman, barang apapun yang bukan miliknya pasti akan
dilaporkan ke website “Lost & Found”. Beda dengan di Indonesia, telat ambil
beberapa menit aja udah gone.
Kami berlima berkumpul lagi di acara konferensi dan beberapa menit
kemudian kami dikabari oleh Kak Elok, bahwa dompet kami ditemukan seseorang di
Homeplus. Rasanyaaaaa FIUH LEGA ALHAMDULILLAH! Oh iya, salahsatunya adalah “the power of dhuha”, kami melaksanakan
sholat ini sebelum berangkat menjalankan aksi kami demi si dompet. Segera kami
pergi dengan Kak Elok ke Homeplus dan Alhamdulillah tidak ada kehilangan suatu
apa. Kak Elok ini lulusan FK UGM, dan melanjutkan sekolah di SNU Neurosains.
Untungnya juga “kakak kelas” di UGM jadi ya lebih enak ngobrolnya dan
ngerepotinnya XD XD XD.
Semoga bantuan dan kebaikan yang diberikan oleh orang-orang
ini dibalas oleh Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Komentar
Posting Komentar