Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Keanekaragaman

Saya jadi tergelitik buat nulis uneg-uneg ini. Ini sedikit pandangan dariku sih, dan semoga pandanganku lebih diperluas untuk menghadapi hal- hal seperti ini lebih bijak. Oya karena biasanya nulisnya tentang keanekaragaman hayati x di x sekarang bahas keanekaragaman sosial di dunia. Salah dikit aja, belum banyak pengalaman hal beginian. Suatu hari saya share sebuah info mengenai internship sebagai guru dengan penempatan di Papua Barat ke grup teman-teman MTs dan MA saya. Pada saat saya membaca kesempatan belajar itu yang sangat jarang munculnya, saya langsung bagi info ke teman MTs-MA yang mayoritas background pendidikan. Sedikit yang merespon. Sudah biasa. Yasudah, yang penting udah share , kata dalam hati. Lalu muncullah respon dari salah seorang teman ini, “Punyamu ndur?” Saya enggak ngerti banget sih maksud dari pertanyaan ini hahahaha, saya sangat terlalu biasa buat jadi objek dari pertanyaan yang diajukan itu. Alhasil saya balas tanpa tahu maksud aslinya apa. “Aku c

About marriage

Berikut percakapan saya dengan beberapa teman terdekat saya menjelang atau sesudah pernikahannya, - Sahabat saya ini menikah tahun 2014, saat saya masih KKN di Raja Ampat - Saya                : Momooooon, kenapa kamu menerima pinangan X? Sahabat 1      : Ya diterima atuh, dia udah jauh-jauh dari Mesir ke Bali silaturahim sama Bapak Ibu, ada lelaki sholeh dateng masa enggak diterima pinangannya hehehehe. Meskipun umur kami sama, tapi tingkat pemikiran kami berbeda. Mungkin saja temanku ini sudah banyak mencari-cari ilmu tentang pernikahan, ketika aku masih keasyikan di pulau kecil Indonesia sana tanpa berfikir panjang. Kebetulan juga lelaki yang meminangnya ini teman dekat sahabat saya saat di MA. Jadi, bukan orang asing lagi. Selain itu keduanya ilmu agamanya cukup kuat. Sekarang dia sedang menunggu kelahiran bayi ketiganya. - Sahabat saya ini menikah tahun 2015, saat saya masih berkutat dengan tikus penelitian - Saya                    : Apa yang membuatmu man

Nulis

Berhubung sedang menajamkan lagi kemampuan menulis setelah 2 tahun lamanya tidak menulis berdasar jurnal ilmiah sejak lulus sarjana 2016 silam, alhasil abrakadrabra.... silakan membaca tulisan yang ilmiah di bawah ini.... https://medium.com/@indiradiahutami/lamun-sudahkah-kita-mengenalinya-d523c53dbe02 Saya sangat membutuhkan testimoni yang membangun agar tulisan saya lebih enak dibaca. Terima kasih.

Mengenal skincare

Definisi cantik itu punya banyak dan diartikan dari berbagai sudut pandang. Paham sudut pandang rohani adalah seseorang yang taat beragama, dari sudut pandang sosial adalah seseorang yang baik; jujur; humble ; tanpa pamrih, dari sudut pandang lahiriyah adalah seseorang yang memiliki wajah yang rupawan, kulit sehat dan cerah, dari sudut pandang budaya adalah secara fisik seseorang memanjangkan lehernya dengan kalung; menindik telinganya hingga menggantung panjang dan banyak definisi cantik dari banyak sudut pandang lainnya. Saya dahulu penganut sudut pandang paham rohani dan sosial, sudahlah yang penting jadi seorang wanita yang taat beragama; baik; selalu jujur dan tidak pamrih. Kecantikan dari segi lahiriyah saya kesampingkan, maksudnya ya tidak jadi prioritas, enggak pakai usaha banyak buat merawat kulit. Cukup air wudlu saja. Ceileh. Tapi air wudlu sayangnya tidak bisa mengangkat kotoran yang menempel di kulit wajahku. Alhasil, komedoan; bruntusan; jerawatan dan kulit kusy

Belum cocok enzim dan substratnya

Rezeki itu datangnya tiba-tiba.... Saya hanya ingin tulisan ini bisa dibaca dan mencegah hal ini terjadi  lagi pada diri saya di masa depan ataupun pada oranglain yang “mungkin pernah merasakan hal serupa”. Datangnya informasi tiba-tiba.... Ketika itu ada seorang rekan yang mengirimkan saya sebuah informasi lowongan kerja, pada awalnya dia mengirimkan mengenai tenaga asisten riset, namun saya iseng saja bertanya apakah ada informasi lain lagi. Dikirimlah sebuah informasi dari perusahaan minuman tradisional yang saya belum pernah dengar namanya. Namun, saya sudah ciut dahulu karena yang dibutuhkan adalah Biologi (botani), saya sempat tidak berniat untuk mencoba apply kerja di perusahaan tersebut. Beberapa hari kemudian saya apply saja, dicoba, siapa tahu rezeki. Pasti para jobseeker lain tahu ketika sampai kata-kata itu dikumandangkan dalam hati, artinya motivasi kita tidak kuat dan menganggap bahwa dengan usaha apply itu kita “sudah berusaha tidak berpangku tangan”. Saya t

Takdir

Aku yang serakah Manusia memang ditakdirkan menjadi makhluk yang tidak pernah puas. Sehingga cobaan menahan hawa nafsu dan selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT memang benar adanya agar manusia bisa selalu instropeksi diri dan menjadikannya ciri pembeda antar satu manusia dengan manusia lainnya. Tahun lalu saya mendapat kesempatan menjadi bagian dalam sebuah penelitian lapangan. Ketika itu, cukup banyak dari rekan se-universitas saya yang mengikutinya. Jadi terkesan biasa saja— bagi saya pada waktu itu — bukan hal yang waow tepatnya . Tapi siapa tahu? dari anggapan kecil seperti itu menjadi muncul sifat serakah. Sehingga muncul harapan bisa mendapat site penelitian yang jauh—dalam artian di luar pulau Jawa dan cukup jauh—pikiran saya pada waktu itu, agar bisa punya “cerita” yang bisa diceritakan ke oranglain. Sebelum pengumuman penempatan site penelitian dirilis, saya sudah terlebih dahulu mendapat informasi dari rekan yang bekerja di institusi yang menaungi penelitian lapa