Mengenal skincare

Definisi cantik itu punya banyak dan diartikan dari berbagai sudut pandang. Paham sudut pandang rohani adalah seseorang yang taat beragama, dari sudut pandang sosial adalah seseorang yang baik; jujur; humble; tanpa pamrih, dari sudut pandang lahiriyah adalah seseorang yang memiliki wajah yang rupawan, kulit sehat dan cerah, dari sudut pandang budaya adalah secara fisik seseorang memanjangkan lehernya dengan kalung; menindik telinganya hingga menggantung panjang dan banyak definisi cantik dari banyak sudut pandang lainnya.

Saya dahulu penganut sudut pandang paham rohani dan sosial, sudahlah yang penting jadi seorang wanita yang taat beragama; baik; selalu jujur dan tidak pamrih. Kecantikan dari segi lahiriyah saya kesampingkan, maksudnya ya tidak jadi prioritas, enggak pakai usaha banyak buat merawat kulit. Cukup air wudlu saja. Ceileh. Tapi air wudlu sayangnya tidak bisa mengangkat kotoran yang menempel di kulit wajahku. Alhasil, komedoan; bruntusan; jerawatan dan kulit kusyam!!

Seperti teman-teman wanita sibuk membicarakan skincare A,B,C,D,E,F dengan merek terkenal sampai mereka baru yang namanya makin aneh-aneh dan beragam. Saya hanya mendengarkan dari telinga kiri dan keluar menuju telinga kanan. Kadang juga sempat jengah juga karena obrolannya hanya soal produk skincare yang menurut saya menjadi barang konsumtif karena dorongan untuk membeli bukanlah berdasar kebutuhan tapi sudah melenceng menjadi koleksi. Saya tidak menghakimi, sudah fitrahnya seorang wanita memang suka kecantikan dan suka belanja, bahkan sejak zaman Nabi terdahulu. Mungkin memang saya yang agak aneh aja hehehehe atau memang belum prioritasku saja.

Saya adalah tipe shopper yang membeli barang sesuai kebutuhan, khusus produk skincare masih masuk daftar sekunder, jadi banyak enggak belinya. Hanya daftar kosmetik primer yang saya prioritaskan seperti hand body lotion, parfum, bedak, lipbalm dan baru-baru ini saya menambah facial wash (saya lagi gencar untuk mendapat kulit bersiih dan tidak kusam), moisturize cream (untuk menambah kelembaban kulit saya yang kering sekali dalam ruangan ber-AC) dan lipstik (agar tidak pucat).

Dulu saat teman-teman punya lipstik lebih dari 5 buah saya hanya punya 1 dan makenya mak cripit-cripit doang hahahahaha. Juga saat  teman-teman sudah pakai krim pagi dan krim malam saya masih pakai daycream baby cussonss hahahaha.

Namun, pandangan saya ini berubah setelah membaca buku dari Rhenald Kasali yang terdapat motivasi kepada masing-masing diri untuk memelihara “kendharaannya”. “Kendharaan” yang dimaksud ini bukanlah motor, mobil atau sepeda TAPI badan kita, jasmani kita. Kendharaan seperti mobil, motor dan sepeda milik kita saja selalu dipelihara dan dirawat, karena kita bisa memilikinya dengan perjuangan. Lalu saya mulai berfikir, jasmaniyah saya ini dapet gratis dari Allah SWT tanpa perlu meminta, membayar, menyewa tapi kok saya tidak merawatnya, memeliharanya dengan seksama? Konteksnya mengenai kesehatan kulit tubuh dan wajah ya. Sungguh sombong sekali saya ini, pikir saya. Saya bisa apa kalau jasmaniyah saya kenapa-kenapa? Saya benar-benar tertohok setiap memikirkan ini.

Saya baru sadar dan tepatnya terlambat tersadar. Hehehe.

Alhasil kemarin saya baru meyeriusinya dengan cara menambah pengetahuan saya tentang skincare  ini. Seharian, sambil saya tulis-tulis. Lamaaa sekitar 3 mingguan tapi tidak rutin masih kenal-mengenali skincare, saya harus benar-benar memastikan produk yang saya trial dan error itu sebagai solusi permasalahan dan kebutuhan kulitku ini. Yang paling penting sih harus tahu alasan kenapa produk skincare itu tahapannya banyak banget? Cari tahu jawabannya sendiri. Banyak banget penjelasannya di google, sejauh ini saya banyak baca dari mrsdelonika.com, mrsprimadewi, female daily 101 Affi Assegaf, soon kalau ada waktu luang mungkin sedikit kepo tentang Caroline Hirons (katanya sih orang expert tentang skincare). Terima kasih untuk para beauty blogger yang sudah memberi penjelasan lebih dalam mengenai pentingnya kebutuhan skincare disamping tidak hanya membicarakan tentang produknya.

Setelah tahu kebutuhan kulit saya apa aja dan prioritas jangka pendek bisa rutin melakukan basic skincare maka saya mulai mencoba mereview produk skincare dengan bahan yang oke untuk wajahku tapi sesuai dengan budget.
Saya berfikir, ketika masih lajang begini uang alokasi skincare pasti lebih banyak, tapi beberapa tahun mendatang sudah pasti saya akan prioritaskan kebutuhan keluarga, sehingga saya mencoba mencari produk skincare dengan harga terjangkau, bahan-bahannya aman, dan halal. Next soon filternya nambah, yaitu bahan alami, yang notabene budgetnya agak lebih dibanyakin XD.

Sebenarnya kalau mau simpel ya tinggal cari dari merek internasional yang sudah menjamur dimana-mana itu saja, sebut saja The Body Shop, skincare almost vegan dan dari bahan alami, tapi segi alokasi uang saya masih terbebani untuk sekarang dan semoga saja ada rezeki lebih banyak esok hari jadi saya bisa menjadi salah satu pelanggan merek tersebut.

Dua hal yang menjadi toplist pencarian saya adalah facial wash dan masker. Untuk step selanjutnya saya ingin mencari cleanser, hydrating toner, sunscreen, moisturizing cream, night cream dan eye cream. Sudah, baru itu sih yang saya cari-cari hehehe. Untuk kebutuhan tersier seperti serum, oil-oilan, acid toner, make-up nanti dulu deh hehehe. Insyaallah kalau kulit sudah sehat dan tidak kusam banyak kok yang mau. Ups. Jadi gausah effort ber-make up tebel-tebel maksudnya hahahaha.

So, begitulah ceritanya.
Thanks for reading! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raja Ampat, Papua Barat

HERE WE GO, KOREA!

HERE WE GO, DAEJEON!