Investasi
Aku selama ini menganggap investasi itu sangat personal, tidaklah perlu diumbar, bila punya. Karena investasi sudah termasuk ke dalam dana dingin (dana lebih yang kita punya). Khawatirnya bila ada kelompok individu tertentu yang belum paham apa tujuan sesungguhnya investasi, bisa dipakai itu juga itu dana pokok buat hidup dan kebutuhan vital lainnya buat “ikut meramaikan trend investasi”. Bukannya damai finansialnya tapi malah amburadul, dan juga memulai instrumen investasi itu juga harus memiliki mental yang kuat.
Namun, saking banyaknya informasi tentang investasi dari postingan teman-temanku, akhirnya merubah mindset-ku. Dengan positif thinking, mungkin teman-temanku mau share manfaat investasi yang udah mereka coba. Hati kecilku bilang, sepertinya aku disuruh belajar lagi, tentang instrumen investasi yang lagi nge-trend itu. Namanya hidup di dunia ya no timelimit to learn, kalau males-malesan ga bisa ngikutin dunia yang terus berubah bisa kena seleksi alam. Oke, ini sepertinya bagus juga kalau mulai dipelajari. Enggak ada salahnya i think. Tulisan inipun dibuat ketika trend investasi sedang melejit. Aku tidak mau asal menceburkan diri tanpa persiapan.
Oke, seakan semesta menjawab keresahanku, teman sekantorku suatu hari bercerita mulai ber-investasi pakai reksadana. Benar-benar sangat asing, karena kebanyakan konten postingan teman-temanku lain membahas saham dan emas. Akhirnya aku minta teman sekantor cerita dan menjelaskan panjang lebar tentang aplikasi reksadana online yang dia pakai. Belum puas, karena belum menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yang masih menggelayut di pikiranku. Mulailah tanya teman yang basic syariah finance, masih belum puas, googling youtube siapa sih yang kira-kira aku bisa dapetin insight-nya yang juga kolaborasi sama orang profesional finance? Dapatlah, youtube RD, you know lah siapa dia, seorang blogger yang merambah jadi sutradara.
Huf setelah mendengarkan selama se-jam ternyata reksadana adalah instrumen investasi yang cocok untukku dengan kondisiku yang sekarang. Bener-bener ya kaya dapet ilmu baru, bisa memilah untuk diriku tidak sekadar ikut-ikutan, jadi bisa dipertanggungjawabkan secara sadar oleh diriku juga. Untung juga ini otak masih mau diajak serius dan bisa fokus. Alhamdulillah.
Garis tebal penting yang harus diketahui sebelum mulai mencoba instrumen investasi reksadana adalah punya dana darurat dulu, punya dana dingin yang dipakai untuk investasi, apa tujuan investasimu, berapa periode tahunnya, profil keuangan kita bagaimana dan yang paling penting komitmen untuk menabung secara berkala entah ketika grafik naik atau turun. Juga dont be greedy if your financial purpose has been achieved, cairkan dari reksadana dan parkir uang yang sudah terkumpul di instrumen yang aman dari resiko sehingga siap dicairkan kapan saja. Kalau tujuan investasi fixed cost untuk biaya sekolah anak misal, masa kalau rugi, duitnya kurang anaknya enggak jadi sekolah? Anak mau sekolah kan enggak bisa ditunda.
Mulai paham, aku mulai melihat kondisi diriku, kira-kira aku bisa enggak? Menilik tahun 2016 lalu, ternyata aku sudah mulai investasi deposito tapi dengan tujuan sederhana yaitu agar uangnya tidak kupakai untuk hal-hal kurang penting dan juga untuk menutupi biaya administrasi bank yang dipotong setiap bulan. Jadi biar tabunganku ga berkurang karena biaya administrasi bank gitu sih. Dan akupun tidak menyangka bisa 5 tahun bertahan tidak mendudah deposito itu, tapi enggak memungkiri pernah beberapa kali punya pikiran nakal mau cairin deposito itu. Proud of me bisa menahan diri. Berbekal pengalaman bisa menahan diri selama 5 tahun dan ada pengalaman disiplin tranfer untuk kebutuhan sosial (sepertinya udah hampir 3 tahun jalan terus setiap bulan) sepertinya aku akan memulai investasi reksadana.
Okey, berakhirlah tulisan ini, kalau di
masa datang kalau aku lupa dan goyang di tengah-tengah jalan ber-investasi,
semoga ini bisa jadi pengingat untuk diriku. Cheers.
NB: Udah lama dua tahun enggak posting tulisan di blog, sekalinya posting yang serius. Hadoh.
Komentar
Posting Komentar