Postingan

Eksim

  (Untuk Indira di masa depan, plis baca ini kalau eksim kamu flare up lagi)   Eksim, istilah nama penyakit ini sudah kuketahui sejak aku SD. Selama aku SD, SMP, SMA aku belum sih menemukan teman yang sependerita denganku, jadi kupikir eksim itu masih jarang terdengar untuk umum. Baru pas kerja nemu satu temen yang punya riwayat eksim, tapi jenis eksim dia beda denganku, aku eksim kering kadang basah, dia eksim yang membuat area kulitnya menghitam. Jadi, eksim itu apa bisa lihat di link ini, sepertinya sih sudah cukup lengkap. Sampai dengan tahun 2017 aku masih belum paham tentang eksim, padahal udah belasan-puluhan kali ke dokter kulit dan diagnosisnya semua sama, meski ke dokter yang berbeda. Apalagi kalau misal lagi kambuh terus dikasi salep dan mulai membaik kadang suka lupa diteruskan.   Seringnya baru sembuh dikit terus berhenti. Alhasil sering banget kambuh. Kesimpulanku dulu adalah ini kambuhan karena aku tidak memakai salep dan obat dari dokter sampai tuntas. Pernah s

Bersyukur, lalu kun fayakun..

  .................................................................................................................................................................. Sebuah percakapan: Aku         : “Pasti Ibuk pengen nge-pos foto Mbak yang lagi upgrade her career ke grup keluarga besar.” Ibuk        : “Enggak, terbersit untuk nge-pos pun enggak.” Aku         : “Gaaaa mungkin pasti pengen, tapi takut sama Mbak.” (notabene beberapa keluarga lain suka nge-pos tentang anak-anaknya, orang tua mana yang enggak pingin bisa cerita tentang anaknya coba). Ibuk        : “Ora, cuma dengan enggak nge-pos bisa menghindari dari hal-hal negatif yang muncul, itu yang Ibuk   lakukan.” Aku         : “Aaah mesti takut bukan menghindari hal-hal negatif yang muncul.” Ibuk        : “Beda yo ya takut sama menghindari dari hal-hal negatif yang muncul.” Aku         : “Huuuff dulu ya giliran aku, Ibuk nge-pos pas aku di luar negeri ke grup keluarga besar. Kan aku kesel. Aku ikut konferensi itu m

Investasi

Aku selama ini menganggap investasi itu sangat personal , tidaklah perlu diumbar, bila punya. Karena investasi sudah termasuk ke dalam dana dingin (dana lebih yang kita punya). Khawatirnya bila ada kelompok individu tertentu yang belum paham apa tujuan sesungguhnya investasi, bisa dipakai itu juga itu dana pokok buat hidup dan kebutuhan vital lainnya buat “ikut meramaikan trend investasi”. Bukannya damai finansialnya tapi malah amburadul, dan juga memulai instrumen investasi itu juga harus memiliki mental yang kuat. Namun, saking banyaknya informasi tentang investasi dari postingan teman-temanku, akhirnya merubah mindset -ku. Dengan positif thinking, mungkin teman-temanku mau share manfaat investasi yang udah mereka coba. Hati kecilku bilang, sepertinya aku disuruh belajar lagi, tentang instrumen investasi yang lagi nge- trend itu. Namanya hidup di dunia ya no timelimit to learn , kalau males-malesan ga bisa ngikutin dunia yang terus berubah bisa kena seleksi alam. Oke, ini sepert

Keanekaragaman

Saya jadi tergelitik buat nulis uneg-uneg ini. Ini sedikit pandangan dariku sih, dan semoga pandanganku lebih diperluas untuk menghadapi hal- hal seperti ini lebih bijak. Oya karena biasanya nulisnya tentang keanekaragaman hayati x di x sekarang bahas keanekaragaman sosial di dunia. Salah dikit aja, belum banyak pengalaman hal beginian. Suatu hari saya share sebuah info mengenai internship sebagai guru dengan penempatan di Papua Barat ke grup teman-teman MTs dan MA saya. Pada saat saya membaca kesempatan belajar itu yang sangat jarang munculnya, saya langsung bagi info ke teman MTs-MA yang mayoritas background pendidikan. Sedikit yang merespon. Sudah biasa. Yasudah, yang penting udah share , kata dalam hati. Lalu muncullah respon dari salah seorang teman ini, “Punyamu ndur?” Saya enggak ngerti banget sih maksud dari pertanyaan ini hahahaha, saya sangat terlalu biasa buat jadi objek dari pertanyaan yang diajukan itu. Alhasil saya balas tanpa tahu maksud aslinya apa. “Aku c

About marriage

Berikut percakapan saya dengan beberapa teman terdekat saya menjelang atau sesudah pernikahannya, - Sahabat saya ini menikah tahun 2014, saat saya masih KKN di Raja Ampat - Saya                : Momooooon, kenapa kamu menerima pinangan X? Sahabat 1      : Ya diterima atuh, dia udah jauh-jauh dari Mesir ke Bali silaturahim sama Bapak Ibu, ada lelaki sholeh dateng masa enggak diterima pinangannya hehehehe. Meskipun umur kami sama, tapi tingkat pemikiran kami berbeda. Mungkin saja temanku ini sudah banyak mencari-cari ilmu tentang pernikahan, ketika aku masih keasyikan di pulau kecil Indonesia sana tanpa berfikir panjang. Kebetulan juga lelaki yang meminangnya ini teman dekat sahabat saya saat di MA. Jadi, bukan orang asing lagi. Selain itu keduanya ilmu agamanya cukup kuat. Sekarang dia sedang menunggu kelahiran bayi ketiganya. - Sahabat saya ini menikah tahun 2015, saat saya masih berkutat dengan tikus penelitian - Saya                    : Apa yang membuatmu man

Nulis

Berhubung sedang menajamkan lagi kemampuan menulis setelah 2 tahun lamanya tidak menulis berdasar jurnal ilmiah sejak lulus sarjana 2016 silam, alhasil abrakadrabra.... silakan membaca tulisan yang ilmiah di bawah ini.... https://medium.com/@indiradiahutami/lamun-sudahkah-kita-mengenalinya-d523c53dbe02 Saya sangat membutuhkan testimoni yang membangun agar tulisan saya lebih enak dibaca. Terima kasih.

Mengenal skincare

Definisi cantik itu punya banyak dan diartikan dari berbagai sudut pandang. Paham sudut pandang rohani adalah seseorang yang taat beragama, dari sudut pandang sosial adalah seseorang yang baik; jujur; humble ; tanpa pamrih, dari sudut pandang lahiriyah adalah seseorang yang memiliki wajah yang rupawan, kulit sehat dan cerah, dari sudut pandang budaya adalah secara fisik seseorang memanjangkan lehernya dengan kalung; menindik telinganya hingga menggantung panjang dan banyak definisi cantik dari banyak sudut pandang lainnya. Saya dahulu penganut sudut pandang paham rohani dan sosial, sudahlah yang penting jadi seorang wanita yang taat beragama; baik; selalu jujur dan tidak pamrih. Kecantikan dari segi lahiriyah saya kesampingkan, maksudnya ya tidak jadi prioritas, enggak pakai usaha banyak buat merawat kulit. Cukup air wudlu saja. Ceileh. Tapi air wudlu sayangnya tidak bisa mengangkat kotoran yang menempel di kulit wajahku. Alhasil, komedoan; bruntusan; jerawatan dan kulit kusy